Trilogi Manusia dalam Berfikir
Oleh: Diomira Gwen
Jakarta, 17 Desember 2020
Dalam kehidupan kita, berbeda pendapat adalah hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat pada umumnya. Sekian detik, menit atau jam interaksi sosial kita dipenuhi dengan bermacam ragam perbedaan.
Perbedaan tersebut berasal dari buah pemikiran setiap manusia tentunya. Mereka dituntut untuk mengasosiasikannya kepada kehidupannya yang lebih bermutu. Peran akal disini tentu saja yang membuahkan ilmu pengetahuan sekaligus memperoleh hikmah yang mengantarkan pemiliknya mengetahui dan mengamalkan apa yang diketahuinya.
Dalam hal berpikir, tentu saja tidak sembarangan lho. Pengaturan berfikir (mindfulness) tentu saja menjadi cara yang sangat baik untuk mengendalikan pikiran yang lelah dan negatif—dimanapun dan kapanpun.
Mengamati perkataan dari Eleanor Roosevelt, mantan presiden USA yang mengatakan, “Small minds discuss people, average minds discuss events, greats minds discuss ideas.” Pikiran kecil membicarakan orang, pikiran sedang membicarakan peristiwa, pikiran besar membicarakan gagasan.
Sebagai akibatnya, pikiran kecil akan menghasilkan kejelekan dan gosip-gosip negatif terhadap orang lain, pikiran sedang akan menghasilkan pengetahuan, dan pikiran besar akan membawa kita kepada solusi. Tentu saja ketiga pikiran itu terdapat dalam otak kita. Pikiran mana yang lebih mendominasi kita, dan itulah yang akan menghasilkan habit dalam cara pandang kita.
Jika setiap saat otak kita dipenuhi dengan pikiran kecil, tak heran kalau kehidupan kita selalu asyik mengurusi kehidupan orang lain dan kita akan lupa dengan cerminan diri kita sendiri, hal tersebut tentu saja akan menimbulkan dampak buruk seperti perseteruan misalnya. Berbeda apabila kita menggunakan pikiran besar sebagai bagian yang mendominasi kehidupan kita. Ia akan membawa kita kepada hal positif dan ia akan aktif untuk menemukan terobosan baru dalam permasalah yang kita hadapi.
Ketahuilah bahwa pikiran kita cenderung akan mempertanyakan dari apa yang kita lihat. Pikiran kecil senang menggunakan kata, “siapa?”, pikiran sedang senang mempertanyakan dengan, “ ada apa”, sedangkan pikiran besar selalu memanfaatkannya dengan kalimat-kalimat pertanyaan, “Mengapa dan Bagaimana?”
Dalam menanggapi suatu hal misalnya, ketiganya akan memiliki tanggapan yang berbeda tentunya. Seperti melihat tumpukan buah durian yang berada di ladang. pikiran kecil akan menanyakan, "Siapa yang akan membeli tumpukan durian itu?" sedangkan pikiran sedang akan bertanya "Apakah sekarang sudah mulai masa panen buah durian? sementara pikiran besar akan menanyakan, "Mengapa wangi durian begitu menyengat, tidak seperti buah jeruk atau semangka?" atau "Bagaimana menjadikan sampah kulit durian sebagai alat paling penting dalam kebutuhan rumah tangga?"
Dari pikiran-pikiran itu tentu saja pikiran terakhirlah yang membuat para ilmuan menemukan teori-teori yang sangat terkenal. Kita ketahui bahwa tidak akan pernah ada satu pun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan melalui pikiran kecil. kesuksesan atau keinginan yang kita ingin raih tentunya selalu diluputi dengan usaha yang keras dan pikiran-pikiran besar yang mewarnai kehidupan kita.
Disamping hal-hal diatas, pikiran-pikiran tersebut memiliki "makanan" favorit yang berbeda lho...
Apa saja sih makanan-makanan favorit ketiga pikiran tesebut? si pikiran kecil senang melahap semacam tabloid, infotaiment, koran merah. si pikiran sedang sangat berselera dengan koran berita, sedangkan si pikiran besar lebih memilih buku yang membangkitkan ispirasi sebagai makanan sehari-harinya.
Akal merupakan karunia besar yang dikaruniai Tuhan untuk manusia. Tentunya ia (akal) adalah perbedaan antara manusia dengan hewan, yang dengannya manusia dapat berinovasi, memilih kehidupan, membangun peradaban dan juga membedakan mana yang benar dan yang salah menurut jangkauan akalnya masing-masing. Dan akal yang sering diasah dengan pikiran-pikiran besarlah yang akan menghasilkan sosok-sosok hebat dan besar pula.
semoga pikiran kita didominasi dengan oleh pikiran besar (Great Minds)...
Semoga Bermanfaat!
"Setiap orang memiliki nasib nya sendiri-sendiri. Sesuai dengan apa yang ia pilih dari kebiasaan-kebiasaan perjalanan hidupnya, begitupun bagaimana ia dengan cara berfikirnya" ~Farhys pierre
Terima kasih, setelah membaca ini jadi merasa beruntung tidak pernah mempedulikan urusan oranglain
BalasHapus